Breaking

Kamis, 15 Juni 2017

Cerita Seks Liburan Exotis Pulau Dewasa

Cerita Seks Liburan Exotis Pulau Dewasa
“Hi genks… Coba lihat ini!” kata seorang mahasiswa itu pada tiga  pelajar wanita. Seorang dari pelajar wanita itu mengambil selembaran tersebut dan melihat isi selembaran itu, isinya berupa iklan liburan ke sebuah pulo dengan pemandangan laut indah yang eksotis, suasana pulo itu dikatakan dalam selebaran sebuah pulo yang robultis membuat anda lupa pulang.


Cerita Seks Liburan Exotis Pulau Dewasa

“Apaan nih Bi?” tanya Marsha, wanita manis berambut pendek terikat ke belakang itu.
“Ini adalah liburan kita, Mar” jawab Bian. Seorang mahasiwi lain, yang bernama Ceryl, mengambil selebaran itu dari tangan Marsha, kemudian melihatnya.

“Hmm, asik juga yah, tapi ini cuma buat orang borju, lihat aja biaya biro perjalanannya, mahal” Ceryl berkomentar.

Bian tersenyum, begitu juga Doni temannya karena mereka sudah punya rencana lain.
“Kita ke sana, enggak lewat biro perjalanan itu, tapi kita ke sana, dengan sewa Perahu sendiri yang tentu biayanya jauh lebih murah, asek kan bisa ngerasain seperti di Titanic, kalau pesawat terbang gitu kan gak bisa 100% nikmatin perjalanannya” terang Bian. Ketiga wanita yang cantik cantik itu melihat ke Bian.

”Gimana caranya? Sewa Perahu lebih mahal dong..” tanya Ceryl penasaran.
“Tenang aja, Paman si Doni, itu orang pelabuhan, dia kenal seorang yang menyewakan Perahu, dengan harga murah..” kata Bian.
“Perahunya sih gak gitu mewah, tapi cukup lah, ada tiga kamar, buat kita-kita..” kata Doni berpromosi.
“Iya asal bener aja kayak Titanic, bukannya titasik hihihi” canda Ceryl.
“Terus biayanya, jadi berapa seorang?” tanya Marsha yang mulai tertarik.
“Gini aja lo orang siapin dua juta aja, masing-masing, itu buat sewa Perahu.. Selebihnya terserah lo orang buat uang saku..” kata Doni lagi.
“Hi.. Lagi pada ngapain nih?” kata seorang dosen muda, yang tiba tiba sudah berada dekat mereka.
“Eh Bu Eny, ini kita lagi bikin rencana buat liburan semester nih” terang Vini, seorang mahasiswi, yang paling cantik dan agak pendiam itu. Dan sekali lagi Bian mendesahkan rencana liburan mereka pada dosen muda yang cantik itu.

Setelah mendengar penjelasan itu, Eny pun mengangguk “Vi, kamu ikut?” tanyanya.
“Maunya sih ikut, tapi mesti tanya ortu dulu nih..” jawab Vini.
“Emmm, aku boleh ikut gak? ” tanya Eny lagi.
“Serius nih mau ikut?!” seru Bian. Eny tersenyum,
“Serius dong, emang acaranya tertutup buat dosen yah?” jawab Eny.
“Gak.. Gak kita gak bermaksud nolak kok, kita malah seneng banget kalau Ibu ikut asal jangan ngasih kita kuliah di Perahu aja ntar” jawab Doni bercanda.
“Kamu ini dasar!” kata Eny menepuk kepala pria itu dengan selebaran
“Tapi jangan panggil aku Ibu dong ini bukan jam kelas, kan kesannya tua ntar, panggil Ci kan udah sering aku bilang!” Mereka pun tertawa-tawa.
“Eh, Vi, sekalian aja ajak si Vina, please yah!” kata Doni yang kebetulan naksir adik Vini yang bernama Vina itu.
“Iyah, nanti aku coba ajak dia, tapi mesti tanya ortu dulu nih, boleh gak.” jawab Vini.
“Eh omong omong berapa lama sih, perginya ” tanya Eny lagi.
“Hmm, kira kira seminggu deh, paling lama sepuluh hari” jawab Bian.
“Yah udah, kita bicarakan besok lagi deh, pokoknya kasih kabar yah, yang bisa ikut siapa saja..” kata Doni.
“Oke deh, gini dulu aja, dan mau ajak yang lain juga masih boleh sih, tapi jangan ajak banyak, soalnya Perahunya gak terlalu besar loh” lanjut Bian.

Mereka pun sepakat, untuk bertemu lagi besok, untuk memastikan bisa atau gak. Esok harinya mereka berkumpul lagi di kantin belakang kampus mereka. Semuanya jadi berangkat. Tentunya beberapa dari mereka berbohong, pada orang tua mereka, dengan alasan wajib dari kampus mereka. Yang paling berbahagia saat itu adalah Bian karena wanita pujaannya Vini akhirnya ikut juga. Sudah setahun lebih Bian melakukan pendekatan terhadap Vini, memang susah karena Vini memang seorang pelajar wanita favorit yang bukan perempuan gampangan.

Memang Bian belom menyatakan cintanya pada wanita itu, dia menunggu saat yang tepat agar hasilnya tak mengecewakan karena mendapat cinta wanita ini memang ibarat makan ikan yang banyak durinya, kalau tak sabar dan pelan-pelan niscaya durinya akan melukai. Tetapi tanda-tanda ke arah sana sudah ada, selama ini Vini memang sudah menunjukkan reaksi positif atas usaha Bian. Dalam liburan kali inilah Bian berencana mengungkapkan perasaan hatinya.

Hal serupa juga dirasakan oleh Doni, permintaannya agar Vini mengajak adiknya, Vina terkabul. Dia mengenal wanita ABG itu ketika mengantarkan tugas kelompok ke rumah Vini dan saat itu yang menerima adalah Vina. Waktu itu dia sempat berkenalan di pintu rumahnya tapi belom jauh karena Vina sudah keburu dipanggil ayahnya dari dalam rumah. Doni mencatat, nama-nama temannya di carik kertas. Doni, BianVini, Vina, MarshaCeryl dan Eny.

“Eh omong omong, lo orang mesti cepat setor uang dua jutanya dulu yah, gue mau bayar sewa Perahunya nih..” kata Bian. “Yah udah, gue transfer aja yah, kasih no rekening lo dong..” kata Ceryl yang cantik dan centil itu. Doni pun segera menyebutkan no rekening banknya.
“Eh, di Perahu itu ada dapurnya, jadi bisa di pakai buat masak, nah lo orang juga mesti inget bawa bekal..” kata Bian. Mereka pun mengangguk. “Sebagian sudah gue atur, beras, dan lauknya sudah gue siapin, paling gue harapin tambahan dari lo orang” kata Bian lagi. “Sip deh tenang aja” kata Eny.
“Oke deh, kalau gitu kita tinggal tunggu waktu aja ya..” kata Bian lagi dengan semangat. Mereka pun mengangguk.

Waktu yang ditunggu telah tiba, mereka pun berkumpul di kampusnya. Setelah semua siap, dengan menyewa dua buah taxi, mereka menuju pelabuhan dimana Perahu yang mereka sewa bersandar.

“Wah, Perahunya lumayan yah, bagus juga..” kata Ceryl ketika melihat Perahu yang mereka sewa. 
“Hi apa kabar, aku Kribo, yang akan mengemudikan Perahu ini..” kata kapten Perahu itu memperkenal diri. Ceryl pun menyalami kapten Perahu yang setengah baya itu.

“Hi kapten..” sapa Doni.
“Hi juga Doni..” jawab Kapten itu, yang sudah cukup akrab dengan Doni sebelomnya.
“Wah, teman-teman kamu cantik-cantik yah..” kata kapten Kribo, yang membuat Ceryl tersipu genit. “Ayo naik..” ajak kapten itu. Mereka pun menaiki tangga Perahu itu. “Nah ini kamar, itu juga semua ada tiga kamar, kalian pilih deh mana yang cocok..” kata kapten Kribo.

Mereka pun memilih, Vini dan adiknya, serta Eny, di kamar tengah. Sedangkan Ceryl dan Marsha di kamar belakang. Bian dan Doni menempati kamar depan. Setelah membereskan barang barang bawaanya, di kamar Perahu itu, mereka pun kembali berkumpul dengan kapten Perahu itu.
Kapten Perahu itu mendesahkan lagi, dimana dapurnya, dimana ruang kemudi, dan ruang lainnya.

“Nah ini buat yang mau mancing, ini rell trolling” desah kapten Perahu itu.
“Wah asik juga, boleh coba nih..” seru Doni.
“Satu lagi yang penting” Kribo menambahkan “Kalau terjadi apa-apa ambil kotak berisi penunjang kehidupan ini disini kelak akan sangat membantu dalam keadaan darurat!” kata pria paruh baya itu seraya membuka sebuah tempat mirip brankas di salah satu koridor Perahu, di dalamnya ada sebuah kotak merah sebesar CPU berbahan plastik tebal. Benda itu sengaja diletakkan disitu agar mudah diambil bila diperlukan pada saatnya. Para muda-mudi itu mangut-mangut mendengar penjelasan itu.

“Lama perjalanan, sampai ke pulo itu, kira-kira tiga empat hari” terang kapten Kribo. Mereka pun menganguk.
“Oke kalau tak ada pertanyaan lagi… Bisa kita berlayar sekarang?” tanya kapten itu.
“Sip.. Berangkat” jawab mereka hampir bersamaan Perlahan Perahu itu bergerak, meninggalkan pelabuhan itu, menuju lautan luas. Bian dan Doni berada di dekat ruang kemudi bersama kapten Perahu itu, mereka asik ngobrol dengan Kapten Kribo soal kelautan dan Sang Kapten berwajah kebapak-an itu juga membagikan banyak pengalamannya selama 30 tahun lebih di laut pada mereka. Sedangkan Vini, adiknya, serta Eny, masih berdiam di kamarnya. Ceryl dan Marsha asik berkeliling Perahu itu. Di belakang Perahu mereka melihat tiga orang anak buah Perahu. ABK itu sedang membersihkan dek Perahu itu. Ketiganya berkulit gelap, dan tampangnya agak seram.

“Mau mancing non?” tanya seorang diantara mereka.
“Eh enggak bang, cuma lihat lihat aja..” jawab Ceryl.
“Oh… Gitu gak apa apa, aku suka di lihatin koq, apa lagi sama perempuan cantik” goda ABK yang berkumis dan kurus tinggi itu. Marsha risih mendengarnya, tapi tak begitu bagi Ceryl. Wanita cantik 22 taun yang memang genit dan centil itu malah menanggapinya dengan senyum.

Selain pelajar wanita dia bekerja part time sebagai SPG sehingga memang terbiasa menebar pesona seperti itu, kehidupan seksnya juga lumayan liar, dia dikenal sebagai bispak yang pernah jual diri ke om-om dengan tarif tinggi. “Ih bisa aja deh si abang..” balas Ceryl. Ketiga ABK itu tersenyum pada Ceryl. Tiga pasang mata itu menatapnya dengan penuh hasrat pada kedua wanita belia itu terutama Ceryl yang saat itu memakai kaos kuning tanpa lengan dipadu dengan hotpants dari bahan jeans yang pendek dan ketat. Dengan demikian keindahan tubuhnya tercetak jelas, lengan dan paha jenjangnya yang mulus itu membuat ketiga pria ini menelan ludah. Marsha yang saat itu memakai kaos longgar dengan celana sedengkul juga menjadi tontonan mereka tapi kalah perhatian dari temannya yang pakaiannya lebih berani itu.

“Eh Ceryl balik yuk..” ajak Marsha yang merasa tak nyaman dengan tatapan mereka. Ceryl pun mengikuti ajakan temanya untuk balik ke kamarnya. Pandangan ketiga pria itu mengikuti sosok tubuh mereka yang menjauh terutama Ceryl yang sengaja melenggak-lenggokkan pinggul indahnya seperti berjalan di catwalk, terlebih ketika wanita itu menoleh sekilas dan mengedipkan mata pada mereka. “Gila, cantik-cantik yah tuh perempuan, bikin nafsu..” kata ABK yang paling tua berumur sekitar 50an bertubuh kekar itu.
“Tul tuh apalagi yang rambutnya merah itu, nafsuin banget, kayanya dia suka ke gue tadi liat gak dia ngedip gitu huehehe!” timpal temannya yang bergigi agak tonggos itu.
“Ngaco dia ngedip gitu ke gue lagi, gue liat jelas kok!” kata yang kurus tinggi itu. Mereka kasak-kusuk sendiri padahal kedua wanita itu sudah menghilang dari pandangan mereka.
“Hei ngapain disitu ngerumpi!” sebuah bentakan dari belakang tiba- tiba membuat mereka terkejut dan menoleh ke arah suara. “Yat, dari tadi aku panggil suruh periksa ruang mesin kok gak jawab, malah ngerumpi, ayo sana!” perintahnya galak.
“Iya iya kapten, maaf-maaf!” pria tonggos bernama Dayat itu pun langsung berlari kecil ke dalam.
“Kamu Obul, ikut aku ke ruang kemudi, masa ngepelnya belom beres juga, Perahu udah jalan tau!” perintahnya lagi pada yang kurus tinggi itu, “Kamu terusin sampai bersih ok!”

Kribo memang berwibawa di mata anak buahnya, sekali perintah saja mereka sudah menjalankan perintahnya. Kadang memang dia harus bersikap keras begitu sebagai seorang pemimpin, tetapi di saat-saat santai dia akan akrab bagaikan teman lama dengan mereka. Malem hari, seusai makan malem, para mahasiswa/i itu bersenda gurau di dek tengah Perahu itu. Meski tak semewah Titantic, tapi Perahu itu di lengkapi televisi dan DVD player. Sembari menonton film mereka ngobrol membicarakan keindahan tempat rekreasi tujuan mereka.

Lain dengan Ceryl, di tengah film dia mulai merasa bosan karena subtitle filmnya agak ngaco (maklum DVD bajakan) sehingga tak terkemudian mengerti, maka dia memilih keluar dari dek itu, menikmati hembusan angin malem lautan luas itu dengan menghisap sebatang rokok mentolnya. Tak jauh dari tempatnya tiga ABK itu sedang beres-beres dan melihat ke arahnya, sekali lagi mereka menikmati keseksian tubuhnya. Dengan hot-pants jeansnya, paha mutih mulusnya terlihat jelas.
Satu ABK yang bernama Warto nekat mendekat dan menegurnya.

“Wah, sudah malem ngapain aja diluar gini, nanti masuk angin, non” katanya membuka pembicaraan. “Ih, bikin kaget saja, aku kira siapa” jawab Ceryl.
“Lagi ngapain non, sendirian di sini..” tanya Warto lagi.
“Lagi ngerorok, abis makan, mau?” jawab Ceryl, sembari menawarkan rokoknya pada Warto.
"Ah enggak ah, rokoknya mentol, nanti jadi impoten” jawab Warto.
“Hi hi hi.. emang sekarang gak impotent?” canda Ceryl genit sembari tertawa kecil.
“Wah yah enggak toh Non, mau di coba juga boleh!” jawab Warto semakin berani.
Wajah Ceryl agak memerah, sepertinya dia melepar bumdesah. Dua ABK lain juga melihat jelas, Warto berhasil mendekati Ceryl.
“Ih.. Abang, bisa aja, masa ajak aku nyoba sih..” jawab Ceryl, yang sepertinya kehabisan kata kata.
“He he he, maf deh non, maklum di laut, jarang ada perempuan secantik non..” Warto melepas
rayuannya.
Ceryl menjadi ragu, Dia melepar sisa rokoknya ke laut, menghembuskan asap rokok dari mulutnya, dan berkata “Sudah yah bang, aku masuk dulu, dingin disini”. Ceryl pun berjalan cepat masuk ke deck tengah Perahu itu, bergabung kembali dengan temannya.

Beberapa jam kemudian mereka pun masuk ke kamar, dan bersiap untuk tidur. Begitu juga dengan Ceryl, yang masuk ke kamar bebarengan dengan Marsha. Mata Ceryl masih terbuka lebar, sedangkan Marsha sepertinya sudah asik di buai mimpi indahnya. Entah apa yang ada di pikirannya, yang jelas perlahan kancing celana hotpannya di bukanya, dan perlahan resletingnya di buka. Perlahan jarinya masuk ke balik celana dalam putihnya, dan merabai selangkangannya sendiri. Mulutnya mengatup matanya terpejam. Ceryl melakukan onani. Ini memang sering di lakukannya, kalau dia sedang horny, tapi ini di sebuah Perahu. Apa yang di imajinasikannya tak lain bercinta dengan para ABK itu, ABK yang berumur jauh lebih tua darinya, dan berwajah gahar, berkulit kasar. Sudah lebih dari dua bulan Ceryl tak merasakan sentuhan pria sejak putus dari pacar terakhirnya sehingga kini libidonya menggebu-gebu merindukan belaian, ciuman dan persetubuhan dengan lawan jenis yang perkasa dan mampu membuatnya menggelepar-gelepar.

Tangannya terus bermain di selangkangnnya sendiri, sampai tubuhnya mengejang. Dan perlahan tangannya keluar dari balik celana dalamnya. Jelas terlihat jari-jarinya yang basah akibat lendir gairahnya. Ceryl membersihkan jari jarinya dengan tissue seadanya. Setelah menaikan kembali resleting celananya kemudian dia tertidur pulas Esok harinya, Doni dan Bian, asik memancing dengan troling di belakang Perahu itu, di bantu dengan dua orang ABK Perahu itu. Vini, Vina, dan Hellen di deck tengah, Vini dan Eny sedang aseek ngobrol sembari bersandar di pagar Perahu, Eny sedang bercerita tentang rencana pertunangannya yang tinggal tiga bulan lagi dan Vini juga berbagi cerita tentang kehidupan cintanya yang sedang dibaygi Bian, dia meminta pendapat dan nasehat dari dosen itu, sementara di belakang mereka Vina sedang berbaring di sebuah bangku santai sembari mendengarkan lagu dari MP3 playernya, sebuah kacamata hitam menghiasi wajahnya.
Dayat si tonggos itu ketika lewat di depan mereka matanya tak bisa lepas dari ketiganya, terutama Vina yang sedang berbaring dengan celana pendek dan tang top kuning yang mini sehingga perutnya yang rata itu terlihat. “Siang Non” sapanya pada mereka sembari cengengesan yang dibalas ramah oleh ketiganya. Marsha membaca buku di dek terbuka, menikmati angin laut yang segar. Ceryl memeperhatikan Bian dan Doni yang sedang memancing. Tapi jelas matanya menatap, para ABK itu. Ada gairah tersendiri dalam diri Ceryl kepada para ABK itu. Ceryl melamun dan mengkhayal, bagaimana rasanya jika kemaluannya di masukan kemaluan mereka.

“Gue dapet.. Gue dapet..” seru Bian membuyarkan lamunan jorok Ceryl. Dengan di bantu Doni dan Warto, perlahan lahan, ikan yang terpancing Bian di tarik ke atas Perahu. Lumayan besar ikannya, cukup untuk memberi makan semua orang diPerahu itu bila ditambah empat ekor hasil sebelomnya yang berukuran biasa saja.
“Wah, entar malem bisa, pesta ikan nih..” kata Doni.
“Yup, kasih aja ke Bu, eh Ci Eny, dia kan masaknya jago” kata Bian Malem itu, selesai makan ikan bersama, mereka pun bersiap kembali ke tempat tidurnya. Sebelom pergi tidur Doni sempat ngobrol-ngobrol dengan Vina dulu sembari berkeliling Perahu, mereka berhenti di ujung depan Perahu itu mengobrol di bawah bintang-bintang di langit, rObultis bagaikan adegan Leonardo dan Kate Winslet di film Titanic itu. Sepertinya hubungan mereka makin nyata, saat itu Doni mulai berani memegang tangan Vina, tetapi Vina dengan malu-malu menarik lagi tangannya dan mengajak kembali. Hatinya berdebar-debar, demikian pula halnya dengan Doni, pemuda itu sangat berbunga-bunga karena usahanya yang mulai berbuah. Masih dalam saat yang sama, kita tengok sebentar keadaan Bian, pemuda itu sedang berjalan menuju kamar Vini hendak meminta odol untuk sikat gigi, sekalian berdalih agar bisa ngobrol dengan nya. Dia menemukan pintu kamar yang ditempati Vini beserta Eny dan Vina terbuka sedikit. Mekemudiani cermin besar di samping pintu dia dapat melihat sebagian keadaan di dalam, tapi tak ada siapapun di atas ranjang itu. Dia kemudian membuka
pintu itu lebih lebar tanpa menimbulkan suara dan melongokan kepala ke dalam, benar tak ada orang di ruang itu, tapi terdengar suara siraman shower dari kamar mandi di dalam sana.
“Hei, ada yang mandi, siapa nih?” pikirnya mulai ngeres.

Dia tau Vina tak akan kembali dalam waktu dekat karena baru tiga menit yang kemudian sedang jalan-jalan di luar dengan temannya. Maka dengan mengendap-endap Bian mendekati kamar mandi dan mencari celah mengintip. Betapa bersyukurnya Bian menemukan celah pada tempat engsel pintu yang sambungannya agak renggang sehingga bila menepelkan mata di sana akan langsung terlihat ke dalam yang tepat menghadap shower. Di bawah siraman shower itulah Bian melihat hal yang paling diimpikannya, tubuh polos Vini, wanita impiannya itu, bukan hanya itu di sana juga ada Eny yang sedang menggosok tubuhnya dengan sabun. Kemaluan Bian langsung bangkit melihat kemolekan tubuh kedua wanita cantik itu. Buah dada Vini sangat montok dan kencang ukurannya 34C dengan pentil kemerahan yang menggiurkan, sedangkan Eny meskipun buah dadanya sedang tapi bentuknya bagus, bulat seperti bakpao dengan pentil mungil nya yang berwarna lebih gelap dari Vini. Baik kemaluan Vini maupun Eny keduanya ditumbuhi rambut-rambut lebat yang hitam legam, kontras dengan kulit mereka yang putih. Tangan Bian mulai memegangi kemaluannya dari luar celana trainingnya dan memijatnya perlahan.


Pembicaraan mereka di dalam juga terdengar oleh Bian. Sepertinya mereka sedang membicarakan tentang kehidupan cinta masing-masing.
“Emang dulu sama ex kamu waktu SMA udah ngapain aja Vi?” itulah pertanyaan Eny yang pertama didengar Bian.
“Gak kok, kita cuma jalan bareng paling pegangan tangan, papa gue kan orangnya strict banget sih!”
“Ciuman juga gak yah?” tanyanya lagi dan dijawab Vini dengan gelengan kepala.
Jawaban ini membuat hati Bian senang, berarti Vini memang benar- benar wanita suci sesuai yang diharapkannya.
“Ci sendiri gimana sama tunangannya?” Vini yang punggungnya sedang digosok Eny bertanya balik.
“Hihihi, yah gitulah, gimana yah omongnya?”
“Yeee, udah ngapain hayo!” goda Vini.
“Mmm, coba-coba aja sih selama ngga ngerusak keperawanan, gapapa kan?” Eny menjawab agak malu-malu.
“Oh iya mau tanya Ci, emang kalau French kiss itu enak gak menurut cici, soalnya aku kadang ngeliat di film sampe main lidah gitu kaya geli tapi gimana gitu” tanya Vini.
“Well, I think it is hot enough and I enjoy it, ssttt, jangan bilang sapa-sapa yah, ini rahasia kita aja” jawab Eny “Vi coba liat sini biar gue ajarin lu sedikit” katanya seraya membalikkan tubuh Vini saling berhadapan dengannya.


Bian tak bisa mendengar jelas dialog-dialog terakhir Eny karena dia setengah berbisik. Dia hanya melihat mereka sudah berdiri berhadapan kemudian Eny menyeka rambut panjang Vini ke belakang.
Mata Vini terpejam kemudian Eny menempelkan bibirnya pada bibir Vini. Wow, Bian tdesahsang sekali melihat adegan yang ini, tangannya yang tadi hanya memijat dari luar kini masuk lewat atas celananya dan meraih kemaluannya untuk dikocok. Tak disangka, wanita sealim Vini dan wanita berkharisma seperti Eny bisa melakukan adegan sesama jenis seperti itu. Bian tak marah melihat perempuan yang dikejarnya melakukan hal itu karena dia tau itu tak berisiko dan mengakibatkan hilangnya keperawanan, sebaliknya dia sangat tdesahsang melihat kedua wanita cantik itu berciuman. Vini membuka mulutnya membiarkan lidah dosen itu bermain dalam mulutnya. Mereka berciuman sembari berpelukan erat, tangan mereka saling raba punggung dan pantat masing-masing. Bibir Eny makin turun menyusuri leher hingga tiba di buah dada montok Vini.
“Aahhh, Ci!” desah Vini.


Darah Bian semakin menggelegak ketika pertama kalinya mendengar wanita idamannya itu mendesah.
“Brak!” sebuah suara pintu besi dari luar membuat Bian terkejut, “Sialan ada yang dateng!” omelnya dalam hati dan bersiap-siap pergi dari situ.


Bian keluar dari kamar itu tapi di koridor kosong tak ada siapa-siapa, jadi tadi itu suara apa ya? Perhatian Bian tertuju pada pintu besi tak jauh dari sana, dia yakin suara itu berasal dari pintu besi itu. Seingatnya Kribo pernah mendesahkan bahwa di dalamnya hanyalah gudang. Tetapi Bian tetap penasaran ingin tau apa yang menimbulkan suara barusan. Dengan hati deg-degan dia mendekat ke arah pintu itu dan didorongnya, tak terkunci, nampak sebuah tangga mengarah ke ruang bawah yang gelap sekali.


“Halo, siapa disitu?!” serunya ke bawah, tak ada jawaban.
Bian memberanikan diri menuruni tangga dan melihat sekeliling. Sampai di anak tangga terbawah dia melihat sekeliling yang gelap dan pengap, tak ada tanda-tanda kehidupan, malah dia mulai merinding membayangkan yang seram-seram.


Maka segera Bian pun kembali ke atas tapi tiba-tiba “Whhaaa!” jeritnya kecil “Ngapain si lu orang nongol mendadak gitu? Ngagetin aja!”
Dia mengomel pada Vina dan Doni yang lewat situ dalam perjalanan kembali ke kamar Vina.


“Elu yang ngapain disitu To, gelap-gelap gitu cari apa?” balas Doni.
“Ngga kok, tadi gue denger ada suara aneh aja makannya gue periksa, taunya lu duaan nongol di depan gue mendadak gitu, gimana gak jantungan tuh!”
“Emang lu nemu apa di bawah sana?” tanya Doni lagi.
“Gak apa-apa, angin kali tadi, balik yuk!” ajaknya.


Bian bersama Doni pun akhirnya kembali ke kamarnya. Sebelom naik ranjang Bian sempat onani di toilet membayangkan tubuh bugil Eny dan Vini barusan. Dalam mimpinya pun dia bermimpi melakukan threesome bersama kedua wanita itu.

Tak Sementara itu Ceryl di kamarnya berbaring dengan mata terbuka lebar. Marsha sudah terlihat terlelap setelah ngobrol-ngobrol sebentar tadi. Dan perlahan Ceryl beringsut dari ranjangnya, berjalan pelan, dan dengan hati-hati membuka pintu kamarnya. Dia berusaha tak menimbulkan suara sedikit pun. Setelah keluar dari kamarnya, Ceryl diam sesaat di deck tengah itu, yakin temannya sudah terlelap, Ceryl berjalan keluar.


Angin laut malem itu berhembus kencang, menerpa rambut kemerahannya yang indah. Sembari berdiri bersandar di pagar Perahu itu Ceryl menghisap sebatang rokoknya. Matanya berlirik ke kiri dan kekanan, tapi tak ada orang.

Dengan berpegangan pada pagar Perahu itu, Ceryl berjalan ke deck belakang. Saat itu dia menemukan, Warto sedang membereskan tali senar, bekas di pakai memancing tadi siang.
“Bang lagi ngapain?” tanya Ceryl.
“Buset si non, bikin kaget, aku kirain hantu laut, gak taunya Malaikat” rayuan itu terlepas dari mulut Warto.
“Ih.. abang genit ah!” kata Ceryl dengan mencubit dada Warto. Tentu saja Warto jadi semakin berani, dan ini adalah lampu hijau buat Warto.
Dan Ceryl sudah kehilangan harga dirinya, dia tak peduli lagi dengan yang namanya malu, dia ingin memenuhi obsesinya, hasratnya untuk bercinta dengan orang orang kasar. Cubitan di dada itu, di balas dengan genggaman tangan Warto yang mengenggam tangan lembut Ceryl. ” Non, ke sini saja, banyak angin, nanti kalau masuk angin gak enak liburannya!” kata Warto sembari menarik tangan Ceryl masuk ke ruang di deck belakang Perahu itu.


Ruang yang khusus untuk ABK itu terasa pengap, disana terdapat dua buah ranjang susun, sebuah meja yang diatasnya terletak gelas yang setengahnya terisi kopi, kartu, asbak dan lain-lain, serta sebuah bangku panjang. Warto membuka jendela itu sedikit. Dan membiarkan angin laut bersirkulasi dalam ruang belakang Perahu itu.

Mereka berdua duduk di bangku panjang. Mata Ceryl melihat sekeliling ruang itu. Tempatnya cukup luas, tapi tak senyaman deck penumpang. Mata Warto mencuri-curi pandang antara paha mulus Ceryl dan belahan dadanya yang memakai pakaian berleher rendah.

“Eh yang lain kemana bang, kok sepi gini? ” tanya Ceryl.
“Walah, masa satu lelaki gak cukup sih non?” jawab Warto.
Ceryl menatap Warto dengan mengerutkan dahi “Ih abang, orang tanya, kok malah ngeres pikirannya” kata Ceryl.
Dalam ruang belakang itu hasrat Warto tak tertahankan lagi. Diapun nekat, wajahnya yang hitam, mendekati wajah Ceryl yang putih, sungguh terlihat kontras. Warto dengan cepat mencium bibir Ceryl. ”Uff.. Uff” suara Ceryl, yang berusaha meronta. "Bang.. Ih.. Ngapain sih..” kata Ceryl.
“Waw, Non maaf, aku jadi nafsu sama Non” kata Warto dan kembali menciumi bibir Ceryl. Ceryl meronta, tetapi Warto mendekapnya. Lidah Warto terus mendesak masuk ke mulut Ceryl. Lidah itu bermain dalam mulut Ceryl, menyapu ke sana kemari, mengelitik mulutnya. Lidah Ceryl pun ikut bermain, gairahnya meninggi.

Tangan Warto pun mulai merabai buah dada yang montok. Tangan itu bermain di t-shit putihnya. meremas pelan selembut mungkin.
Tangan kasar itu juga merabai paha mulus putih Ceryl. 
“Bang, ahhh.. malu.. jangan ah.. udah” desah Ceryl perlahan.
Lain di mulut, lain di hati. Mulut Ceryl bisa menolak, tapi gairahnya tak, lagipula penolakan itu tak sungguh-sungguh.

Kemaluannya mulai terasa basah dan Ceryl semakin tak bisa mengusai tubuhnya. Tangan Warto mulai melepas t-shirt Ceryl. juga bra putihnya. "Wah.. Wah.. Benar benar indah” guman Warto, yang langsung melumat pentil susu Ceryl. Ceryl memejamkan matanya dan menikmati sensasi nyata dari imajinasinya. Lidah Warto terus bermain di pentil susunya. Buah dada yang lainnya mendapat sentuhan, rabaan, dan remasan lembut tangan kiri Warto. "Bang.. Ahhh..” desah Ceryl perlahan.


Gairah Ceryl semakin meningkat. Dan sekarang tangan Warto mulai membuka kancing celana hot pantsnya, menurukan resletingnya, dan melepas celana hot pants itu. Sembari membuka kaki wanita itu lebar, kepala Warto mendekati selangkangan Ceryl yang masih terbalut celana dalam g-string berwarna putih.

Terlihat ada bercak basah di selangkangannya. Hidung Warto mendekati selangkangan celana dalam itu, dan menghirup arObulya ” hmmm, benar-benar mantap kale..!” puji Warto.
Tangan Warto lalau melepas celana dalam putih itu dan kembali melebarkan kedua belah kaki Ceryl.
Mata Warto nanar menyaksikan kemaluan Ceryl yang masih muda itu.
Belahannya masih terasa sempit dengan rambut rambut halus yang tumbuh subur di bukit kemaluannya.
Dengan dua jarinya Warto membelah bibir kemaluan itu, dan menemukan klitorisnya yang merah, serta lubang kemaluannya yang terlihat basah.
Lidah Warto pun menjulur, menjilati kemaluan Ceryl. "Ahhhh, ahhh enak” desah Ceryl, dengan tubuh yang mengeliat. Lidah Warto terus saja menyapu kemaluannya. bergerak cepat di klitorisnya yang terlihat semakin tegang. Ceryl pun terus menerus mengeluarkan desahan nafsunya.
Lidah Warto semakin liar menyapu kemaluan Ceryl sehingga gairah Ceryl dengan cepat memuncak.

Ahhh sudah bang.. Sudah pake itu aja” pinta Ceryl.
Entah mimpa apa Warto semalem, tapi dia merasa sangat beruntung, bisa menikmati tubuh muda belia wanita ini. Dengan segera Warto melepas celananya sekaligus kolor hitamnya. Kemaluannya langsung mencuat, tegang sekali.

Warto menyodorkan kemaluan itu di mulut Ceryl. Ceryl meraba-raba kemaluan itu, dicium kepalanya, dijilat atau digesekkan ke pipi mulusnya.
Mata Warto merem-melek karenanya. Kemudian batang kemaluannya di remas jari jari lembut Ceryl dan diarahkan ke mulutnya yang membuka. Kemaluan itu kemudian dihisapnya.
“Ahhh non ahh.. Enak” desah Warto sembari meremasi rambut Ceryl.
Kemaluan itu bergerak dalam mulut Ceryl, maju mundur. Tapi tak lama, Ceryl segera mengeluarkan kemaluan itu dari dalam mulutnya. “Bang, masukin” Pinta Ceryl, yang tak sabar ingin segera merasakan kemaluan itu berada dalam kemaluannya.
Warto pun yang sudah bernafsu segera mengarahkan kemaluan itu ke kemaluan Ceryl. Kepala kemaluan itu, menempel di lubang kemaluan Ceryl. Perlahan-lahan kemaluan yang besar itu menyesaki ruang di lubang kemaluannya.
Meskipun sudah tak perawan tapi baru pernah dia dimasuki kemaluan sebesar itu, sehingga rasa nyeri pun terasa olehnya “Awww” jerit Ceryl, ketika kemaluan Warto yang besar itu, menerobos masuk lubang kemaluannya. Kemudian Ceryl mengigit bibirnya dan Warto terus menekan, hingga kemaluannya mentok di dalam kemaluan Ceryl. Perlahan Warto menarik kemaluannya dari lubang kemaluan Ceryl, disertai desahan erotis Ceryl.


“Gila, enak bener m*m*k kamu non” Warto melenguh, sembari terus mengerakkan kemaluannya dalam kemaluan Ceryl. Mereka terus asik masyuk, dalam permainan laga gairah ini.
Tanpa terasa oleh dua insan berlainan jenis ini, pintu ruang deck belakang itu terbuka, dan dua orang ABK teman Warto, masuk ke ruang itu. Mereka tercengang, dan menatap nafsu, Warto dan Ceryl yang tengah berpacu dalam gairah itu.

“Eh, lagi pada asik-asik yah!” tegur Dayat. Mereka berdua sempat berhenti, dan memandang ke arah asal suara itu. Warto tersenyum, rupanya temannya sendiri, kemudian terus kembali bergerak. Tapi Ceryl sepertinya meronta dan berusaha menutupi bagian tubuhnya.
“Non, boleh ikutan gak?” tanya Dayat. Ceryl tak menjawab, tapi pertanyaan itu langsung di jawab oleh Warto “Boleh, ayo Yat ini Malaikat yang bikin kita nefsong sampe kebawa mimpi itu” Dayat menghampiri Ceryl, dan menarik t shirt yang di gunakan Ceryl untuk menutupi buah dadanya. Ceryl tak melawan sehingga Dayat semakin leluasa, mulutnya langsung melumat pentil susu Ceryl, gigi
tonggosnya melakukan gigitan-gigitan ringan. "Ahhh ahh ahh” desah Ceryl. Nafsu Ceryl semakin menjadi, apa yang ada dalam imajinasinya, sekarang menjadi real.


Melihat itu, Obul menjadi berani untuk turut serta. Obul pun menghapiri mereka dan mengambil tempat di sebelah kiri Ceryl, dan langsung menjilati pentil susu Ceryl yang terlihat menonjol, mengeras itu. "Ahhhh ashhh aku enggak kuat enak banget” desah Ceryl, tanpa rasa malu malu.

Warto terus bergerak, kemaluannya keluar masuk lubang basah milik Ceryl itu. Sementara itu Dayat dan Obul, terus menyusu dan menjilati pentil susu Ceryl. Tubuh Ceryl semakin ke nikmatan, dan terus mengeliat. Rasa klimaks semkin mendekati Ceryl. "Ahhh, ahhh, aku.. Sudah hampir..  Terus” desah Ceryl.

Warto yang sudah pengalaman dalam bercinta, tau lawannya akan segera klimaks, gerakan kemaluannya menjadi semakin liar, menghentak hentak. "Ahhhh... Ah” desah Ceryl, dengan tubuhnya yang terus mengeliat. Warto pun terus begerak, dan akhirnya tubuh Ceryl mengejang.
“Ahhhh aku keluar..” desah Ceryl, kemudian tubuh wanita muda itu mengejet beberapa kali. Warto memperlambat gerakan kemaluannya, dan merasakan, ada getaran di dalam kemaluan Ceryl. Lubang kemaluan itu semakin basah kemudian tak lama kemudian Warto merasa kemaluannya seperti terendam cairan yang hangat.

Setelah beberapa saat, Ceryl kembali mengdesah. Saat Warto kembali mengerakan kemaluannya dengan cepat dalam lubang kemaluannya, cairan klimaks itu memperlancar keluar-masuknya kemaluan itu sehingga otomatis sodokannya pun semakin keras. "Ahhh ah ah..” desah Ceryl.
Ceryl terus mengdesah selama hampir lima menit, sebelom akhirnya Warto menumpahkan air maninya dalam kemaluan Ceryl. "Ohh.. Enak banget” Warto melenguh. Kemudian perlahan menarik keluar kemaluan besarnya yang telah lemas itu. Bersamaan dengan tercabutnya kemaluan itu, air maninya yang kental juga meleleh keluar dengan deras dari lubang kemaluan Ceryl.

Dua ABK yang lain saling berpandangan, menentukan tubuh wanita ini, milik siapa selanjutnya. Dayat dengan segera melepas celananya. Kemaluannya yang tegang, langsung terlihat jelas oleh Ceryl. “Ohh tunggu dulu bang, masih lemes nih” kata Ceryl. Tapi Ceryl segera, memegang kemaluan itu, meremasnya dan mengocoknya. "Ohhh.. Enak non oh..” desah Dayat. Kemudian Ceryl mendekati kemaluan yang juga besar itu kemulutnya, kemudian mengulumnya. "Oh.. Gila non hebat banget sih” kata Dayat.

Ceryl juga terlihat bernafsu mengulum kemaluan Dayat.
Obul juga tak tinggal diam, dia juga melepas celananya, kemudian mendekati kemaluannya ke mulut Ceryl, meminta di servis juga.

Bergantian Ceryl mengulum dua batang kemaluan itu.
Kedua ABK itu terus melenguh, menikmati servis Ceryl. "Gila, enak banget, sedotannya” desah mereka.


Setelah beberapa saat, Dayat bersiap mencicipi kemaluan wanita muda itu. Kemaluannya di arahkan ke lubang kemaluan Ceryl. Kembali kedua kaki Ceryl terbuka lebar, memperlihatkan kemaluannya yang becek dan merah merekah itu. Kemaluan Dayat yang diameternya lumayan lebar itu perlahan memasuki lubang kemaluannya. "Uffffff..” desah Ceryl, dengan suara tertahan, oleh kemaluan Obul, yang masih berada dalam mulutnya.

"Ohhh benar benar enak memek kamu non..” desah Dayat, sembari terus mengerakan batang kemaluannya dalam lubang kemaluan Ceryl. Begitu juga Obul yang asik mengerakkan kemaluannya dalam mulut Ceryl. Tapi semakin lama gerakkan mereka semakin kasar, entah mungkin karena mereka terkemudian bernafsu. Obul terus mendesak dan mendorong batang kemaluannya terus masuk ke dalam mulut Ceryl, hingga ke tengorokkannya. Ini membuat Ceryl tak nyaman, dan menjadi mual, Ceryl berusaha meronta, tapi Obul menahan dan memegang kepalanya dengan erat.
Sedangkan Dayat, terus mengehentak hentak kemaluan Ceryl dengan kemaluan besarnya itu. Mulut Dayat terus mengdesah, ” gila enak banget nih!” Warto hanya duduk sembari menghisap sebatang rokok kretek, menikmati permainan sex kawannya.

“Effff.. Uff ufff.. Euuff..” suara desahan Ceryl, tertahan.
Dayat semakin liar bergerak, tubuh Ceryl mengeliat dan meronta, kali ini Ceryl tak menikmati permainan ini. Dia merasa seakan-akan diperkosa karena permainan sex dua ABK ini semakin kasar dan liar.


“Ohh enak banget, gue udah mau keluar nih” desah Dayat. “Gantian yuk..” kata Obul. Dayat pun mencabut kemaluannya dari kemaluan Ceryl, dan Obul menarik kemaluannya dari mulut Ceryl. Saat itu kesempatan buat Ceryl, dia meronta “Gak enak, abang mainnya kasar.. Udah aku gak mau” Ceryl protes.

Mereka berdua hanya tersenyum, kemudian Obul melebarkan ke dua kaki Ceryl, Ceryl meronta, tapi Dayat memegangi tubuhnya. "Ahhhh.. Sakit” desah Ceryl, ketika Obul dengan tiba-tiba, menghujamkan kemaluan besarnya di lubang kemaluan Ceryl. Kemaluan Obul yang paling besar itu masuk dengan cepat, dan langsung bergerak liar.

”Ahhh stop.. Pelan-pelan.. Bang.. Sakit” desah Ceryl. Tapi Obul seperti binatang buas yang tak meperdulikan masangnya. ABK ini terus berusaha memuaskan nafsu gairahnya. Dayat yang kemaluannya masih tegang keras itu, mendesak mulut Ceryl. Meski Ceryl meronta, tapi kemaluan itu masuk ke mulutnya. Ceryl tak bisa menolak, karena Dayat menjambak rambutnya kalau dia merapatkan mulutnya. Kemaluan Dayat pun leluasa bermain di mulut Ceryl.
Dua ABK itu sudah bernafsu sekali, gerakan gerakan kemaluan mereka membawa klimaks.

Dayat melenguh "Ohhh gue keluar..”. Air maninya yang kental dan panas, muncrat dalam mulut Ceryl. Ketika Dayat menarik kemaluannya, Ceryl segera memuntahkan air maninya dan terbatuk-batuk, sekujur bibirnya penuh lelehan air mani. Dayat tersenyum "He he he, asin yah”.


Sedang Obul masih asik dengan gerakan liarnya, menyodok nyodok lubang kemaluan Ceryl. "Gue juga keluar nih” desah Obul tak lama kemudian. Obul membenamkan habis batang kemaluannya dalam kemaluan Ceryl, kemudian menembakan air maninya di kemaluan Ceryl. "Ahhh enak
banget..” desah Dayat.


Ketiga ABK itu puas sekali, masing masing teduduk lemas. Malem itu mereka ibarat mendapat durian runtuh. Dengan pekerjaan yang membuat mereka sering jauh dari istri, mereka biasanya melampiaskan gairahnya pada pelacur-pelacur di drah pelabuhan, tetapi mereka tak ada seperseratusnya dari pelajar wanita cantik yang baru saja mereka garap bersama itu yang biasa hanya sanggup mereka angan-angankan dalam lamunan jorok. Setelah merasa cukup tenaga, Ceryl segera memakai pakaiannya, tubuhnya masih agak lemas, tapi dia memaksakan diri berjalan sebelom nafsu mereka pulih dan menggarapnya lagi, bisa-bisa pingsan dia dibuatnya. Ceryl pun membuka pintu ruang belakang Perahu itu kemudian berjalan kembali ke kamarnya dengan tertatih- tatih.

Dalam kamarnya Ceryl berbaring lemas, lelah sekali rasanya seorang diri melawan tiga orang ABK yang jarang menyentuh wanita. Kemaluannya masih terasa perih, demikian juga buah dadanya masih nyut-nyutan karena dikenyot habis-habisan oleh mereka. Ceryl menatap temannya yang masih tertidur lemas. Ceryl tersenyum, entah apa yang lucu, tapi yang jelas obsesinya terkabul, dia bercinta dengan tiga ABK sekaligus manusia pekerja kasar yang terbukti keperkasaannya.


Cerita Seks, Cerita Mesum, Cerita Bokep, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Sex Terbaru, Cerita ML, Cerita Sex Panas, Kisah Seks, Cerita Dewasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Kiu Kiu Online | QQ Online | Dominoqq Online | Domino99